Masa kecil punya cita-cita apa?
Masih
kecil dulu kita sering banget ditanya cita-cita. Dek kalau sudah besar mau jadi
apa?
Kebanyakan dari masa kecil kalau disuruh bikin karangan biasanya juga
kalau bukan tema liburan, pastilah cita-cita. Sampai SMA ini masih sering jadi
topik favorit. Tapi begitu masa kuliah apalagi kerja, cita-cita rada jarang
diungkit lagi.
Masih
ingat cita-cita kamu waktu masih sering ditanya?
Cita-cita
ditanya di tiga periode. Waktu SD, SMP terus terakhir SMA. Gak tahu sama yang
lain, kebanyakan cita-cita cepat berubah. Tipenya musiman dan mana yang lagi
booming.
SD
kita biasanya punya cita-cita yang digantung setinggi langit kayak pepatah. Gak
sedikit yang menjawab pengen jadi Presiden. Di masa kecil Presiden kelihatan
keren dan berkuasa. Ortu pun selalu kasih acungan jempol. Selain Presiden,
biasanya Dokter, Astronot, juga Tentara.
Sekarang, begitu tahu kalau gajinya Presiden masih dibawah Direktur BI, rasanya masa kecil benar-benar polos....
SMP
dan SMA biasanya punya cita-cita yang lebih terorientasi berdasarkan minat dan
bakat. Sudah lebih bervariasi dan kadang lebih muluk dari pada masa SD.
Pengetahuan lebih bikin kita punya referensi keren untuk cita-cita. Terus bagi
yang punya kesempatan, selepas SMA bakal kuliah sesuai jurusan yang mengarah pada
cita-cita atau langsung berangkat mengejar cita-cita.
Tapi
secara pribadi, cita-cita jaman SMP mungkin yang paling oke.
Okelah,
jaman SD punya cita-cita yang mainstream karena kebanyakan gitu biarpun gak
pernah mau jadi apapun yang berhubungan sama kesehatan. Rasa kemanusiaan aku
gak setinggi itu. Tapi SMP, ketika cita-cita dipengaruhi minat bakat, I had a
very oriented idea. Gak tahu kalau bakat tapi minat jelas punya peran besar.
Kebanyakan nonton film Jet Li dan Andy Lau, aku pengen jadi pembunuh bayaran.
Amazing right?
It
is something that I can easily remember because it was so peculiar. When everyone
wanted to be a great pianist or a great researcher that time, I wanted to be an
assassin. Mungkin ini saking imajinatifnya. But, what a dream!
Ah,
I wanted to be a sniper too!
Itu
jelas peran-peran yang biasa dimainin sama om Jet Li dan Andy Lau. Sebenarnya
lebih kearah terpesona. For some time, I was so obsessed with sniper job. They
were so cool. Hiding in the dark, spying then Bang! One enemy was taken down.
Sama
sekali gak kepikiran soal bunuh membunuh, murni cuma karena mereka terlihat
keren. Jet Li always looked good as a soldier or bodyguard. Andy Lau often came
with mischievous role. He mostly was a fine gambler right?
Bayangkan
kalau sampai bercita-cita jadi penjudi. Kayaknya dari pembunuh, penembak jitu,
jadi penjudi bisa lebih mungkin kesampaian kalau tekun. hahaa
Gak
ada hubungan sama bakat sama sekali. Semuanya murni karena kebanyakan nonton film layar emas nya RCTI. Well, itu film terkenal. (Anak 90an angkat tangan!)
Biarpun
absurd banget, rasanya itu cita-cita yang paling keren pernah kepikiran. Me, in
black, spying on you before quietly come from behind, executing. Being honest,
I always look good in black. I should consider it more. Don’t you think?
Pernah
punya cita-cita sebagai pembunuh dan penembak jitu, tapi sama sekali gak punya kemampuan olah fisik. Kalau dulu ada ambil nilai lari, I was always
second. Kedua dari belakang. Waktu nyampe, temen-temen yang lain udah pada
bubar. Kira-kira muncul tepat sebelum dilaporkan ke polisi sebagai kasus orang
hilang atau di culik.
Kalau nonton bola itu dihitung olahraga, itu satu-satunya yang pernah aku coba. Itupun lewat TV. Kalau dari pinggir
lapangan, selalu aja dikejar bola. Ini seharusnya masuk fenomena alam. Pokoknya kalau
udah nonton pertandingan apapun yang pakai bola, bolanya pasti kelempar atau
ketendang atau kesmash kearah aku kayak magnet. Satu dua kali malah benaran
kena bola. What a sad moment to witness. Karena itu jarang mau nonton langsung.
It was such an extreme experience. Sakitnya kena bola itu, sakit banget. Yang
belum pernah coba, boleh dicoba sesekali. Kamu bakal tercerahkan kalau kena
bola tepat dikepala.
Lagi
pula, jelas bukan tipe yang bakal diterima didunia militer. Selain tinggi cetek, bergerak
lebih lambat dari siput, mentalpun cemen. Boro-boro mau ngadepin musuh, ngeliat
ayam disembelihpun sampai sekarang gak berani. Masuk rumah hantu aja dari masuk
sampai keluar cuma merem. Gimana mau jadi pembunuh yang menyelinap dalam gelap?
Gak
boleh gampang menyerah sama cita-cita.
Tapi aku menyerah dalam sekejap.
Periode
SMA cita-cita berubah. Apa ya waktu itu… saking labilnya berubah hampir setiap
musim. Kebanyakan tergantung dari film yang ditonton. Biarpun semakin tinggi
kelas cita-cita rasanya semakin gak diperhitungankan. Lebih kearah kira-kira
mampunya kemana. Jadi banyak kasus yang jurusan kuliahnya cuma karena kebetulan
diterima disana atau ikut usulan orang tua.
Tapi
aku punya cerita tentang cita-cita yang setia.
I
have a brother. My mom told me that right from he was just a child, he wanted
to be a soldier. Dari kecil banget udah mau jadi tentara dan benaran konsisten.
Sampai kalau setiap 17 agustusan dia selalu pake kostum tentara. And he becomes
one. Sekarang dia seorang anggota TNI.
Another
one. My another brother, he always loves playing guitar. Being musician was his
dream. Biarpun didukung orang tua dan sempat kursus music ke kota besar tapi
tetap aja cita-cita gak gampang terwujud. Dia ikut band dan suka ikut lomba. Masalahnya,
tetap aja. Kadang hati berkata apa, kenyataan gak ngikutin. Doing something you
love sometime didn’t pay much. Dia kerja yang gak ada hubungan sama gitar atau music
sama sekali.
But
sometime your passion was too much to be kept. Dia keluar dan kerja di Organ
Tunggal. For some, itu mungkin bukan kerjaan yang terlihat menjanjikan. But, he
is definitely living his life now. He gets paid enough and playing his favorite
guitar. His passion is beautiful.
Ah,
another one. A friend of mine.
Dia
cantik. Selalu jadi yang terdepan dalam urusan dandan. Selalu bergaya sesuai
mode. Tapi ambil jurusan kuliah yang jelas gak ada hubungan sama dunia
kecantikan. Ingat dia selalu ngomong pengen punya salon terus dijawab sama
keluarga, buat apa kuliah kalau cuma pengen jadi tukang salon?
Kayak
jadi tukang salon itu gampang aja kali ya? Aku sampai sekarang gak pernah beres
dandan muka sendiri apalagi buat dandan muka orang lain. There is no easy job.
Selesai
kuliah dia juga gak kerja sesuai jurusan. Gonta ganti kerja beberapa tahun dan
mungkin karena memang minatnya gak disana. Sampai akhirnya ngeberaniin diri
buka jasa make up. She learns how to be a make up artist. Still a MUA beginner
but out from every job, this one definitely suits her the most.
Being
persistent and put your efforts actually bring you somewhere. It may take time
but you at least should just do it. (Nike is right at some point.)
Cita-cita
itu kayak kesempatan. Waktu kecil ditanya cita-cita rasanya Cuma sekadar
pertanyaan standar. Dipikir-pikir, itu peluang buat nentuin masa depan. Ada baiknya
dipikirin lebih matang. Tapi jangan digantung setinggi langit juga, itu
ketinggian.
Enaknya,
jaman sekarang banyak banget jenis cita-cita baru. Dulu bisa banget ketebak mau
jadi apa. Semuanya jenis profesi yang sering kita lihat dan mayoritas
berseragam. Something that makes you looks good or powerful. At this time, my
lil sister wants to be a youtuber.
Itu
bukan tipe cita-cita dijaman dulu. Belum ada mah yang nyebut youtuber,
selebgram, blogger. Masih sekitar presiden, dokter dan tentara. Dulu selalu terfokus
sama yang jalurnya lewat pendidikan. Cita-cita yang datang dari dunia minat
sama orang tua sering dianggap cuma sebagai hobby dan jarang banget yang didukung.
Dipikir, dulu juga gak sebebas sekarang. Kita juga lebih penurut. Or it’s just
me?
My sister changed her dream right from she could speak.
Sebelum TK dia pengen jadi artis.
Terus jaman orang pada tes PNS, dia pengen jadi PNS. Hahaa
Sekarang
jamannya kuota internet 100k seminggu, dia pengen jadi Youtuber, setiap hari
online Instagram Facebook. Hapenya super sibuk, dipegang muluk. Kalau gak
disekitar colokan listrik dia disekitar powerbank. Dunia anak 2000an. Jiwanyapun
sebebas angin dan kelayapan setiap hari. Kita sampai perlu bikin janji ketemu
saking padatnya jadwal.
So, sekarang kalau ditanya cita-cita, aku kayaknya masih sekitar film. Habis drama Man from Another Star, cita-cita mau punya pacar alien. Habis nonton Descendant of the Sun, mau jadi dokter biar ketemu Kapten tentara. Nonton, The Legend of Blue Sea, malah pengen jadi Putri Duyung. Bahkan, pengen bisa lihat hantu biar jadi istrinya Goblin. (KDrama trash level is severe.)
Well, ketika cita-cita berubah arti jadi khayalan. hahaa
How about you? Are you working on your dream or already on it?
But
whatever, talk about what you want to be, honestly I always thought there is
never too late to chase it. Kalau gak kesampaian, ganti aja sama cita-cita yang
lebih mungkin. Have something to look forward turns our life more colourful. Do
what you like and love what you do. Cyeah!
The emperor casino
ReplyDeleteThe emperor casino. 인카지노 If you want to have more fun with our online casino, you may want to check out the casino's selection 제왕카지노 of kadangpintar video slots and other Rating: 7.8/10 · 15 votes