Pendatang baru gang sempit



reply 1988

Gang sempit tempat aku tinggal ini terkenal hening. Beberapa kali aja sih bakal kedengaran ribut tapi siang biasanya sepi karena semua orang beraktifitas diluar rumah. But now, it turns out to be something happen in the past. It used to be quiet neighborhood. Until, a bird comes.

Seekor burung pekicau yang gak tahu dari jenis apa tapi punya suara yang benar-benar merdu, muncul. Ini mungkin tipe burung yang ikut kejuaraan dan laku dijual dengan harga cukup lumayan. Satu dua hari, sebagai tetangga sih cukup impressed sama suaranya sampai akhirnya mulai kepikiran masa-masa tenang sebelum itu burung muncul.


It used to be so quiet. I used to be able to take a nap in peace. Everything seemed so peaceful and comforting. Now, it’s all gone.

Pertama kali dengar kicauannya itu malam. Sekitar jam setengah 12. Kita lagi pada dikamar, didepan laptop masing-masing dengan posisi TV nyala. Awalnya gak terlalu perhatiin karena beberapa saat aku kira suara alarm. Tapi alarm yang gak berjeda. Sampai sadar itu kayaknya suara burung hidup. Tengah malam loh. Sebelum kepikir itu suara alarm, kita sempat kira itu suara penampakan. Biarpun sejauh ini belum dengar penampakan punya suara kayak burung. Tetap aja, saking gak biasa dan terlalu kaget dengarnya menjelang tengah malam.

dukseon
It was just so sudden to happen. 
We didn’t even live near a tree to have a bird suddenly sang.

Siangnya, identitas si burung menjadi jelas karena yang punya muncul nanyain pisang sama mamang sayur. Sejak itu, sejak malam itu, komplek kita udah kayak arena adu kicau burung. Burungnya cuma seekor tapi kalau berkicau dia kayak sejuta.

Suaranya untuk ukuran burung, oke banget. kicauannya udah banyak jenis nada dan rima. Sehari aja itu burung kayaknya sanggup seriosa ratusan lagu. Kayaknya tiap hari dia juga punya beberapa lagu baru dan beberapa album kompilasi. Dari happy, kita jadi dendam. Apa itu burung gak pake acara tidur siang? Suaranya nyaring banget. Dikeadaan hening gang suaranya bergema keseluruh pelosok komplek bikin gagal tidur siang. 


Kayak tadi pagi. Aku berusaha tidur lagi habis begadang tapi itu burung jelas malamnya udah tidur dengan nyenyak. Masih pagi dan dia udah riang bukan kepalang. Kercip sana kercip sini. Lalalala. Beberapa kali bahkan pakai nada tinggi beberapa oktaf. 

Stress bolak balik gak bisa tidur tapi ngantuk, aku bangun dan ngintip dari balik kaca jendela depan. Burungnya lagi lompat-lompat riang habis mandi menikmati matahari pagi.

It was there. Too happy to stay still. Singing some old songs, new composed songs. Trying some high note fiercely and a part of me were dying. I just wanted to sleep bird… could you just a little conservative?

Dia mungkin gak sadar tapi aku udah melotot habis. Berharap burung itu tiba-tiba bisu atau pingsan habis aku tatap. Apa burung gak pernah diajari nyanyi lagu yang nadanya lebih rendah? Kenapa dia sepanjang hari nyanyi lagu sekelas Adelle? Dia kayak Helloow from the other siiiiiidddee… sepanjaaaang hari.

Ingat ayah pernah punya burung piaraan. Dia sering dinas luar kota jadi secara gak langsung burung itu jadi tanggung jawab tetangga kiri kanan. Okelah untuk beberapa saat. Semua orang riang dan muji waktu burungnya mulai berkicau. Tapi kekesalan akhirnya tiba.

Beberapa kerja sampai malam dan pagi masih pengen tidur tapi burungnya udah berkicau begitu gembira dengan jadwal tetap setiap pagi. Mereka akhirnya mulai ngasih ancaman. Beberapa berharap burung itu di makan kucing karena sebal. Jadi, kadang secara sengaja gak sengaja, mereka parkir motor dibawah kandang burung. Lengah, beberapa kali kucing muncul dan berusaha buka kandang burung dari atas stang motor. Kalau dipikir, ini sebenarnya pembunuhan berencana. Tapi sayang, si kucing selalu gagal.

Waktu burung itu akhirnya lepas karena lupa tutup kandang, para tetangga jelas gak ada yang ikut berduka. Akhirnya si burung itu pergi ketempat yang lebih baik dan semua orang bisa istirahat dengan tenang.

Sekarang, aku paham banget perasaan para tetangga itu. That's exactly me. Mandangin burung riang itu dari balik jendela dan berharap dia bakal tiba-tiba diam.

Apa semua burung berkicau emang begitu?


Sumpah. Yang satu ini gak diam sepanjang hari. Aku sempat curiga dia mungkin gak pernah makan atau minum karena bunyi terus. Tapi dari kencangnya nyanyian, aku yakin dia tetap makan dan minum dengan teratur. Sepertinya juga bakal umur panjang karena setiap hari dirawat sama yang punya.

Di gang banyak banget kucing. Gang komplek ini gak ada namanya, kalau pun ada pasti kucing’s poop street. Saking banyaknya poop kucing sepanjang jalan. Kalau kita masak ikan, para kucing gang pasti rame berkunjung. Aku benci kucing tapi gak nyangka bakal lebih gak suka sama burung ribut itu. 

Sesekali aku kirim telepati sama kucing kalau mereka lagi mondar mandir dibawah kandang burung. Kayak, “psst psst, kucing kucing. Diatas! Diatas ada burung! Ayo makan!”


Tapi mereka cuma balas tatap gak acuh.
Mungkin ingat aku si ahjuma yang sering ngelempar pake sandal. Mungkin rasa gak suka kami satu sama lain sama-sama besar. Dia suka burung tapi rasa gak suka mereka sama aku bikin mereka menahan diri. Enemy of your enemy is your friend. Dasar kucing!

Sekali lagi, aku cuma bisa mandangin si burung riang itu dari balik jendela. Jelas-jelas kalah.


Dear Bird. Hope you move out soon…


Comments

Popular posts from this blog

Kenapa suka nonton MotoGP?

Ketika pelupa disebut sombong