HUNTED, A SAD STORY OF ME
Kadang nih ya, masalah hidup kita sudah banyak gak perlu bikin masalah tambahan. Tapi nyatanya, hidup aku penuh kreatifitas jadi selalu aktif bikin masalah sampingan buat dipecahin.
Sudah pada nonton hunger games the last part? the mockingjay part 2.
Bukan, aku bukan mau bahas filmnya. Bukan juga Aktornya. Biarpun bagian paling seru yang aku dapat dari film itu adalah visualnya. hehe
Tunggu. Ini bukan lucu. Ini masalah hidup dan mati.
Aku, secara tidak sengaja, menjadi salah satu Tribut dan berlaga dikancah Hunger Games.
This, is, what exactly called as seeking trouble when you already got plenty.
Aku, bermain dalam hunger games ver 2.0.
Secara sederhana, hunger games adalah ladang perburuan. Perasaan waswas karena lengah barang sedetik, nyawa akan melayang. Tentu saja bakal lebih mudah kalau aku main sebagai Katnis tapi kali ini, aku hanya gadis belia yang tidak punya kemampuan apapun dalam kelas kekerasan. well, biarpun aku mampu menjadi sosok villain sempurna sebagai kakak tertua tapi kemampuanku jelas tidak bisa digunakan dalam battlefield kali ini.
Inilah yang terjadi.
Aku melewati hari-hari panjang yang penuh dengan rasa waswas dalam intaian musuhku. Tanpa pertahanan, aku merasa seperti bakal mati kapan saja dan ini, benar-benar membuatku ingin mati kapan saja dari pada harus merasa di intai. dan demi tuhan, aku di intai oleh Tikus.
yap. you read it right, RAT. TIKUS.
Such a giant rats and they're hunting me down.
HELP ME.
SOS.
Kosan tempatku tinggal sudah punya beribu kisah horror. Bukan tanpa alasan beberapa orang memanggilku pemberani untuk tinggal disini seorang diri. Tapi, aku tak menyangka kisah yang bisa lebih horror dari hantu-hantu bergentayangan adalah diburu oleh tikus.
Aku, diburu. Oleh tikus.
Perlu kutambahkan, tikus yang luar biasa besaaaaaaar.
Anggap saja tempatku tinggal dibagi dalam 4 ruangan. Depan, tengah, kamar dan belakang. Daerah kekuasaanku untuk tidur jelas di kamar. Dan, disinilah perburuan ini dimulai.
Sebenarnya, sudah dari dulu disini banyak tikus tapi cuma yang ukuran kecil. entah itu anaknya atau memang cuma segitu. Pokoknya, ukuran mereka masih dalam tahap menggelikan belum sampai mengerikan biar tikus bagaimanapun, tetap mengerikan.
Nah, waktu ukurannya imut sih, gagah banget ya, sama temen diburu pake sandal. hebatlah. Kita buru. Racun juga, sampe Lem gajah sekalian. Terus, untuk berapa lama, si kawanan tikus yang masuk dari lubang kecil dari kamar mandi ke kamar itu, menghilang. Pokoknya, serasa hebat banget.
Kemudian, horor dimulai.
Ceritanya dimulai sama bangkai tikus dikamar mandi.
Gak tahu dimana yang pasti bangkai tikus. jadinya, selama beberapa minggu kamar mandi bau bangkai tikus dan cuma bisa terima nasib karena gak tahu dimana bangkainya kejepit. Sumpah, aku ke kamar mandi pake masker.
Sakit kepala lah. Ampe mau muntah. Sumpah, busuk banget.
Tetangga sebelah mana coba yang rese ngeracun tikus?!
Itu, benaran minggu-minggu berat buat dilewati. Kamar mandi coba. Tapi, aku bertahan.
Sampai waktu bersih-bersih bawah rak, ketemu serbuk aneh. Dulu-dulu pernah lihat tikus kecil main disana sampai mereka menghilang. Pas diselidiki, ternyata, itu bekas racun tikus yang pernah aku simpen. Gak dipake. tapi ternyata, si tikus bunuh diri.
Kesimpulan, aku harusnya minta maaf sama tetangga karena udah prasangka. bukan cuma prasangka sih, udah maki-maki begitu. Ya bayangin, berminggu-minggu cium bangkai tikus.
Eh ternyata, itu racun punya sendiri dan tikusnya yang bunuh diri.
Selesai.
Tikus kecil pun musnah setelah melakukan bunuh diri.
Aku bisa tidur nyenyak tanpa perlu kebangun tiba-tiba karena digerayangi tikus.
Gak. aku lagi-lagi kecepatan ambil kesimpulan.
Abis perkara bau bangkai, aku mulai sering dengar bunyi cicit si tikus. Ada 2 lobang utama tapi tetap belum ngeliat wujud. Malem-malem pokoknya berisik banget. Rame. Mungkin ada yang nyuci, masak, ke sekolah, ke pasar. Sumpah, udah kayak pasar. Tapi, belum juga lihat wujud si tikus.
Santai aja kan, kirain masih si kecil-kecil itu. Entar minta bantuan teman, diburu.
Jadi, ceritanya, aku lagi tidur nyenyak. senyenyak-nyenyak tidur. posisi gelap. semua lampu mati. tiba-tiba aja kebangun karena ada yang meraba gitu disekitar kaki tapi dari atas selimut. Kaget. Spontan bangun. Cuma dengar bunyi decitan tapi gak bisa lihat karena gelap.
Aku, baru aja digerayangi tikus. untuk kesekian kalinya.
Sebagai anak kos, tidur ya di kasur yang dibentangin di lantai. So pasti, gampang banget buat diendus sama mereka.
Karena udah terlatih, cuek terus lanjut tidur.
Kalau ini film horror, ini tepat klimaks.
Setting yang sama. Aku yang tertidur pulas didalam gulungan selimut.
Tapi, sebagai kebiasaan, meski memakai selimut, kedua ujung kakiku bakalan tetap diluar buat penyesuaian suhu. Entah itu terlihat seperti apa dalam gelap yang pasti, lagi-lagi aku kebangun karena ciuman-ciuman dingin hidung mereka di kaki sebelah kanan.
Kaget. Tapi aku hanya menendang tak tentu arah dan mendengar decitan tapi kembali tidur. Dengan posisi yang sama, aku kembali ke alam mimpi.
Sampai, KRESSSS!! Gigitan tajam bersarang di jempol sebelah kiri bikin aku langsung melompat bangun. Buru-buru menghidupkan lampu dan disana, tikus yang sedang berlari ke lubangnya, bertemu pandang denganku.
Dan tikus itu, ukurannya nyaris sebesar satu botol coca cola besar. Sangat gendut dan hitam. Ekornya yang panjang hampir sebesar pensil dan aku hampir mati melihatnya.
Sebesar itu. Lemas. aku terduduk lemas sambil memegangi jempolku yang berdarah. Bukan gigitan besar. Tapi berdarah dan fakta kalau aku baru saja dijadikan makanan oleh tikus benar-benar membuatku terlalu shock.
Dalam ukuran kecil, keberanianku hanya sampai ditahap menatapnya dan mengusir. Itu saja tetap membuatku melompat kaget kalau dia melintas. kali ini, sebesar betisku?! Ya tuhan...
Namun, dalam shock, aku kembali tidur. hahahaa
Meski tidak mematikan lampu, aku kembali tertidur dan untuk terbangun setengah jam kemudian oleh tikus yang sama, yang kembali mengincar kakiku.
Aku trauma. Teraniaya.
Bagaimana mungkin aku dijadikan makanan oleh tikus?
Bagaimana dia terpikir untuk memakan kakiku?
Demi apapun, aku masih hidup dan belum layak untuk dikonsumsi.
Psikisku terluka. Aku kehilangan kepercayaan diri untuk tidur dengan pulas. bahkan tidur siang. Kabur ke ruang tengah, aku tetap gagal tidur karena takut dimakan.
Oh, ini belum berakhir. Sudah seminggu dan aku masih menumpang tidur didepan TV sambil berulang kali bangun karena tikus hilir mudik.
Aku perlu mengasuransikan kakiku. Bukan cuma pemain bola yang perlu asuransi kaki, aku, aku lebih memerlukannya.
Ketahuilah, baru kali ini aku tidur dengan doa tambahan yang terdengar sangat miris,....
"Ya Allah, sayangilah hamba mu ini. Lindungilah hamba dari marabahaya. Lindungila hamba dari tikus ya Allah. Aamiin."
Ini, pengalaman Hunger Games paling nyata yang pernah terjadi.
Comments
Post a Comment